Parasetamol : Apakah aman untuk anjing kucing?
Keracunan parasetamol bisa dikatakan sebagai emergency case yang dapat mengancam kehidupan kucing dan anjing. Atas latar belakang tersebut, artikel kali ini akan mengulas seputar apakah aman parasetamol bagi kucing dan anjing ?
ANIMAL FEED AND DRUGS
Parasetamol : Apakah aman untuk anjing kucing?
Keracunan parasetamol bisa dikatakan sebagai emergency case yang dapat mengancam kehidupan kucing dan anjing. Atas latar belakang tersebut, artikel kali ini akan mengulas seputar apakah aman parasetamol bagi kucing dan anjing ?




Kontributor : drh. Erfan Andrianto Aritonang
Apakah parasetamol aman bagi kucing dan anjing ?
Parasetamol atau acetaminophen merupakan salah satu jenis obat analgesik antipiretik yang sangat umum digunakan di manusia. Khasiatnya yang efektif menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan demam menjadikan parasetamol sebagai pilihan utama bagi manusia apabila mengalami nyeri atau demam. Selain itu, sediaan tunggal parasetamol atau obat-obatan lain dengan parasetamol sebagai salah satu kandungannya sangat mudah didapatkan di apotek atau toko disekitar. Berdasarkan efektifitasnya yang baik sebagai analgesik antipiretik pada manusia dan juga kemudahan untuk mendapatkan parasetamol, tak sedikit owner yang mencoba memberikan parasetamol kepada kucing atau anjingnya yang dirasa mengalami demam atau nyeri tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter hewan. Saat ini masih ada pet owner yang tidak mengetahui bahwa parasetamol sangat tidak direkomendasikan pada kucing karena dapat menyebabkan kematian, dan pemberian pada anjing juga dengan perhatian. Alhasil keracunan akibat parasetamol masih sering ditemukan pada kucing dan beberapa juga terjadi pada anjing. Keracunan parasetamol bisa dikatakan sebagai emergency case yang dapat mengancam kehidupan kucing dan anjing. Atas latar belakang tersebut, artikel kali ini akan mengulas seputar apakah aman parasetamol bagi kucing dan anjing ?
Tidak ada sama sekali dosis parasetamol yang aman bagi kucing. Dosis toksik pada kucing adalah 50 – 100 mg/kg BB, tatapi dosis rendah 10 mg/kg BB sudah dapat menunjukan gejala keracunan bahkan kematian. Sedangkan pada anjing dosis toksik keracunan akibat parasetamol adalah 75 – 100 mg/kg BB. Namun dalam beberapa literatur parasetamol tetap bisa digunakan pada anjing dengan perhatian dan dalam dosis yang terbatas. Dosis yang masih di perbolehkan pada anjing yaitu 15 mg/kg BB PO q8h. Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa parasetamol sangat tidak dianjurkan karena tidak aman digunakan pada kucing. Sedangkan pada anjing, masih dapat digunakan namun dengan perhatian dan dibawah pengawasan oleh dokter hewan, karena terlebih dahulu harus dipertimbangkan dosis, efek samping, dan kontra indikasinya.
Gejala klinis yang muncul pada anjing dan kucing sangat bervariasi bergantung pada kejadiannya yaitu akut dan lanjut. Gejala akut berupa kongesti membrana mukosa, sianosis, takipnoe, dipsnoe, takikardi, edema pada muka atau kaki, muntah, pruritus, dan depresi. Gejala akut akan mucul umumnya pada 4 – 12 jam setelah menelan parasetamol. Jika keracunan awal tidak segera mendapatkan pertolongan dari dokter hewan, maka keracunan akan berlanjut dan akan menunjukan gejala lanjutan. Gejala lanjutan berupa nekrosis hepar, anemia hemolitika, methemoglobinemia, methemoglobinuria, disfungsi adrenal, gangguan sistem saraf pusat, tremor, konvulsi, koma, dan kematian.
Gejala klinis yang muncul pada anjing dan kucing yang mengalami keracunan parasetamol
Diagnosa keracunan paasetamol pada kucing dan anjing dapat didasarkan pada anamnesa klien, riwayat pengobatan, gejala klinis dan pemeriksaan laoboratoris apabila diperlukan. Diagnosa laboratoris yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan darah lengkap dan ulas darah tepi. Pada pemeriksaan darah lengkap dan ulas darah tepi, parameter ditemukannya methemoglobinemia dan Heinz bodies cukup membantu diagnosa, walaupun beberapa keracunan akibat penyebab lain tetap harus dipertimbangkan. Parameter lain dari pemeriksaan darah lengkap yang dapat membantu diagnosa walaupun parameter-parameter tersebut tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya penentu. Parameter – parameter tersebut meliputi kadar glukosa darah, bilirubin, protein, fosfor, ALT, ALP, dan PCV. Pada kasus keracunan parasetamol pada kucing dan anjing umumnya akan menunjukan peningkatan total bilirubin, hiperglikemia, hipoproteinemia, dan peningkatan ALT dan ALP. Diagnosa banding perlu juga diperhatikan, antara lain keracunan avermectin pada anjing, keracunan suplemen yang mengandung asam amino 5-hydroxytryptophan pada anjing, keracunan spinosad pada kucing, keracunan cokelat pada anjing, dan keracunan permethrin pada anjing.
Daftar pustaka :
Yanuartono, Nururrozi. A., Indarjulianto. S., Raharjo. S., Purnamaningsih. H., Haribowo. N. 2020. Keracunan parasetamol pada kucing dan anjing: gejala klinis dan terapi. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 10(1): 55 – 62.
Plumb. D. 2008. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. 6 th edition. Blackwell Publishing.


Parasetamol bersifat larut dalam air, dan akan mencapaik puncak plasma pada 30 menit pasca pemberian PO. Parasetamol di metabolisme di hepar sebagian besar, selebihnya di metabolisme di ginjal. Proses metabolisme parasetamol terjadi melalui 2 fase, yaitu fase 1 parasetamol mengalami oksidasi oleh sitokrom P450 dan metabolitnya sangat toksik. Fase 2 terjadi konjugasi metabolit lanjut dimana fase 2 metabolitnya mengalami penurunan toksisitas. Untuk dapat terjadi konjugasi dibutuhkan kerja dari enzim glucoronyl transferase. Mengapa parasetamol sangat berbahaya bagi kucing karena kucing tidak memiliki enzim glucoronyl transferase yang membantu konjugasi, sehingga metabolisme parasetamol pada kucing menggunakan fase 1, dimana metabolitnya sangat toksik.
Diagnosa pada kucing dan anjing yang mengalami keracunan parasetamol
Bagaimana penangan terhadap kucing dan anjing yang keracunan parasetamol ?
Pada dasarnya tidak ada antidota khusus yang dapat digunakan pada kucing dan anjing yang mengalami keracunan parasetamol, meskipun begitu terdapat beberapa obat yang dapat digunakan untuk terapi simptomatis serta membantu memperlambat produksi metabolit dan mengurangi kecepatan keracunan. Beberapa protokol pengobatan yang umum digunakan pada kucing dan anjing yang mengalami keracunan parasetamol adalah
Memberikan terapi cairan kristaloid isotonis IV
Memberikan emesis, apabila keracunan terjadi sebelum 1 jam. Preparat emesis yang dapat
digunakan seperti Ipecac sirup dosis 1 – 2,5 ml/kg BB PO, kucing 3,3 ml/kg BB PO
Memberikan karbon aktif PO, dosis 3 g/ekor
Injeksi N-acetylcysteine dosis kucing dan anjing 140 mg/kg BB yang di dilusikan dalam 5%
dextrose atau steril water. Injeksi N-acetylcysteine dapat dilakukan segera atau 2-3 jam setelah
administrasi karbon aktif PO
Beberapa pengobatan lain yang dapat diberikan antara lain Vit. C. Vitamin C dapat menurunkan
kadar methemoglobin dan meningkatkan hemoglobin, meskipun berjalan lambat