Diare pada Pedet : Bovine rotavirus
Faktor paling penting dalam usaha pertenakan sapi perah adalah masalah mengenai kesehatan pedet
LIVESTOCK, POULTRY AND ANIMAL HUSBANDRY
Diare pada Pedet : Bovine rotavirus
Faktor paling penting dalam usaha pertenakan sapi perah adalah masalah mengenai kesehatan pedet. Masalah yang sering banyak terjadi pada periode pra-weaning (sebelum sapih) adalah diare




Kontributor : Mochamad Alfinanda Santriagung
Diare
Diare merupakan gangguan pada sistem pencernaan pada pedet periode pra-weaning. Hal ini berakibat pada pertumbuhan pedet serta meningkatkan gejala dehidrasi dan asidosis. Diare yang tergolong menjadi dua bagian yaitu, Non-infeksius dan infeksius memiliki perbedaan penyebabnya. Diare non-infekius berkaitan dengan manajemen pemeliharaan yang kurang baik terkait gizi, lingkungan dan penanganan pedet pasca lahir atau bisa dari ketiga variasi tersebut. Sedangkan diare infeksius dapat disebabkan oleg infeksi bakteri, virus dan protozoa. Dari beberapa agen penyebab diare, penanganan dan treatment oleh agen virus merupakan hal yang cukup kompleks, karena berhubungan dengan gizi induk, sanitasi tempat kelahiran, vaksinasi dan manajemen pemeliharaan terkait penularan virus, salah satunya adalah Bovine Rotavirus.
Bovine Rotavirus merupakan virus dari family Reoviridae dan memiliki tujuh serogroup (A sampai G). Bovine Rotavirus grup A adalah penyebab utama infeksi diare pada pedet dengan presentase 95%. Bovine Rotavirus biasanya menginfeksi pedet usia 1-2 minggu, susu yang diminum pedet merupakan media terbaik bagi virus meskipun saluran gastrointestinal memilki pH bervariatif. Masa inkubasi virus ini sangat singkat yaitu 12-24 jam dan menyebabkan diare perakut. Pedet yang terinfeksi akan mengeluarkan Bovine Rotavirus pada fesesnya selama 5-7 hari. Hal ini yang menyebabkan tingginya morbiditas infeksi karena penularan yang sangat mudah disertai masa inkubasi yang singkat. Infeksi virus ini dapat menyebabkan atrofi vili usus dan menyerang bagian kaudal duodenum dan menyebabkan rendahnya absorbsi nutrisi dari susu yang dikonsumsi oleh pedet.
Fokus utama dalam pengendalian diare terdapat empat bagian yaitu, manajemen pemeliharaan, manajemen pedet pasca lahir ,kualitas kolostrum dan vaksinasi. Manajemen pemeliharaan pedet yaitu terkait kebersihan kandang, alas box pedet dan hieginitas perawat pedet. Kondisi kandang pedet harus dalam keadaan kering, kondisi lembab atau basah akan meningkatkan resiko terjadinya diare pada pedet. Alas box pedet dapat menggunakan serbuk gergaji atau jerami padi sehingga membuat pedet tetap nyaman dan hangat. Pemberian footbath berisi disinfektan juga diperlukan untuk kontrol hieginitas perawat pedet saat akan memasuki kandang box. Manajemen pedet pasca lahir berhubungan dengan kondisi pedet yang sangat rentan terhadap lingkungan sekitar. Rambut pedet yang basah seteleah proses calving harus segera dikeringkan. Pedet akan membutuhkan energi yang lebih untuk menghangatkan tubuhnya jika rambut masih basah. Hal ini meningkatkan resiko pedet dehidrasi lebih awal sebelum menerima kolostrum.
Kualitas kolostrum juga harus sangat diperhatikan, hasil pemerahan kolostrum harus segera dipasteurisasi untuk mengurangi cemaran bakteri kolostrum. Pemberian kolostrum minimal 1 jam setelah pedet calving dan diberikan pada suhu 37°C. Kolostrum merupakan sumber Imunoglobulin G, A dan E, hal ini berkaitan dengan transfer pasif imun dari induk ke pedet. Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat kadar immunoglobulin dalam darah. Imunoglobulin G adalah indikator utama keberhasilan transfer imun dari induk ke pedet dengan range 5,5-6,9.


Pengendalian


Pengendalian tiga faktor diatas jika dilakukan secara baik dan benar, maka kejjadian diare terutama infeksi Bovine Rotavirus dapat diminimalisir. Pengendalian akan menjadi lebih baik jika ditambah dengan program vaksinasi. Pemberian vaksin dapat dilakukan pada induk di trimester ketiga atau pada masa Close Up.
Daftar pustaka :
Cho YI, Yoon KY. 2014. An overview of calf diarrhea - infectious etiology, diagnosis, and intervention. J Vet Sci.;15(1):1-17.
Ahmed NU,Khair A, Hassan J, Khan MA , Rahman AKM, Hoque W, Rahman M, Kobayashi N, Ward M, Alam MM. 2022. Risk factors for bovine rotavirus infection and genotyping of bovine rotavirus in diarrheic calves in Bangladesh. Journal Pone. 3(1) : 1-15.
Geletu US, Usmael MA, Bari FD. 2021. Rotavirus in calves and Its zoonotic importance. Vet Med Int., 2021: 6639701
Rahayu ID. 2014. Identifikasi penyakit pada pedet perah pra-sapih di peternakan rakyat dan
perusahaan peternakan. Jurnal Gamma. 9(2) : 1-10
Singh UK, Neira V, Brito B, Ariyama N, Sturus M, Mor S. 2022. Genetic characterization of a
novel bovine rotavirus A G37P[52] closely related to human strains.

